Dockyard Dengan Ship Airbag System Milik PT. JHONLIN MARINE TRANS
‘Waktu melapukkan kayu dan besi akan menjadi karat’, begitupun kapal-kapal yang memiliki batas usianya sendiri. Hal itu tidak bisa diubah namun bisa diminimalisir pengaruhnya melalui perawatan yang terencana dan berkelanjutan, seperti yang dilakukan oleh PT. Jhonlin Marine Trans yakni penarikan kapal dengan ship airbag system.
Perawatan unit kerja memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga perusahaan mengoptimalkan semua sumber daya untuk menekan biaya perbaikan melalui sistem perbaikan efektif dan efisien sesuai budaya operasional perusahaan. Kapal maupun tongkang membutuhkan perawatan dan perbaikan terutama mesin-mesin, lambung kapal, bagian ruang muat dan lain-lainnya agar unit kerja selalu berada di lautan, berjalan lancar dan tahan lama meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk. Dalam mendukung proses pengoperasian unit kerja diperlukan suatu penanganan yang baik dalam perawatan agar kapal tersebut dapat lancar dalam pengoperasiannya sesuai dengan target kinerja yang diinginkan. Dengan kata lain perawatan yang terencana adalah salah satu hal yang penting untuk memastikan kondisi unit kerja sesuai dengan prosedur ISM Code (International Safety Management Code) oleh SOLAS 73/74 yang merupakan suatu konsep perawatan, dimana interval waktu perawatan sudah ditentukan secara rutin terlebih dahulu.
Maka penarikan tongkang dengan ship airbag system pun dilakukan oleh PT. Jhonlin Marine Trans. Ship airbag system merupakan proses pemindahan kapal dari laut atau air ke darat ataupun sebaliknya dengan menggunakan landasan berbentuk balon yang berisi udara dengan tekanan 27,30 ton/m. Kegiatan ini dilakukan PT. Jhonlin Marine Trans mengingat umur tongkang yang sudah seharusnya dilakukan docking survey 5 tahun sesuai peraturan yang dibuat oleh IACS (International Association of Classification Societies) guna dilakukan maintenance dan repairing Liana XVI di halaman kantor PT. Jhonlin Marine Trans Selasa, 6 Oktober 2015. Dengan menggunakan puluhan airbag, tongkang milik PT. Jhonlin Marine Trans dengan kapasitas 330 feet dan berat sekitar 1630 ton dinaikan ke daratan dengan menggunakan winch dengan kapasitas tarik sekitar 600 KN dengan sistem sling dan roll blok selama kurang lebih 3 hari.
Seperti yang dikemukakan Master Dockyard PT. Jhonlin Marine Trans “Penarikan tongkang dengan airbag ship system menggunakan winch ini merupakan kali pertama dilakukan dimana karyawan PT. Jhonlin Marine Trans bersama tenaga ahli untuk pemasangan airbag. Diperkirakan untuk maintenance dan repairing unit kerja ini sampai 55 hari kedepan mengingat usia tongkang yang bertambah dan ausnya bagian-bagian dari konstruksi tongkang, sehingga berakibat berkurangnya kemampuan operasional tongkang. Seperti kita ketahui, bahwa perawatan memerlukan penanganan yang baik dan memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga perusahaan akan selalu mengusahakan untuk menekan biaya tesebut. Dengan kata lain perawatan merupakan hal yang penting untuk menunjang beroperasinya tongkang.”
Hal senada juga dikatakan Bapak Eko Erwin Susanto, Direktur PT. Jhonlin Marine Trans disela-sela penarikan tongkang “Jika sebelumnya perawatan kapal maupun tongkang cenderung baru dilakukan setelah diketahui ada laporan kerusakan kronis yang dapat menyebabkan tidak beroperasinya tongkang maka kami berupaya melakukan perbaikan secara berkala salah satunya dengan airbag system yang dibantu dengan winch. Ini merupakan salah satu inovasi dan langkah yang diambil managemen dalam hal efisiensi. Dengan begitu perawatan lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Jadi selain menekan biaya perawatan, kegiatan seperti ini juga menambah kemampuan sumber daya manusia yang ada sehingga kerugian akibat tidak beroperasinya kapal maupun tongkang karena kerusakan yang tidak terdektesi dini dapat diminimalisir. Kedepan kami berencana untuk membangun dockyard tongkang dengan kapasitas 6 tongkang disekitar kantor PT. Jhonlin Marine Trans guna mendukung proses pengoperasian transportasi laut mengingat makin banyaknya jumlah armada yang dimiliki serta perawatan rutin yang harus dilakukan.”