Usman Aji Purnomo, Komisaris Utama Jhonlin Group & Chief Officer GCG

Jhonlin Group, Batulicin, Usman Aji purnomo

Tentang Good Corporate Governance dan Salah Kaprah “Nrimo Ing Pandum”.

Berbekal pengalaman manejerial sejak tahun 1987 dan sejak tahun 2002, turut membangun PT. Jhonlin Baratama, dan menjadi komisaris dibeberapa perusahaan, yang saat ini telah tergabung dalam Holding Company Jhonlin Group. Pria kelahiran Ambarawa, Semarang tahun 1961 silam ini, sekarang bersiap merancang sebuah tatanan perusahaan melalui Good Corporate Governance.

“Prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan perusahaan menuju Good Corporate Governance yang sedang kita usahakan saat ini, meliputi; Transparansi, keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil yang relevan mengenai perusahaan” ujar beliau memaparkan. Lebih jauh, Usman Aji Purnomo menjelaskan “selain dari point transparansi, masih ada prinsip kemandirian, dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh ataupun tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan atau per-undang-undangan yang berlaku”.

Prinsip dari GCG, juga ditopang oleh beberapa aspek sebagai pilarnya, seperti Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban dan Aspek Kewajaran. Lebih jelas beliau menjelaskan “Akuntabilitas disini dimaksudkan dengan adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Sedangkan prinsip pertanggung jawaban, terkait pada kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Sementara tentang prinsip kewajaran yang didalam GCG diartikan sebagai keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Komponen prinsip dari GCG yang akan diterapkan didalam Jhonlin Group secara gamblang disimpulkan oleh Usman Aji Purnomo dalam 5 prinsip GCG; Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban, dan prinsip Kewajaran. “Sesuai dengan visi Jhonlin Group, menjadi perusahaan mineral dan batubara serta perkebunan yang ter-integrasi kelas nasional, hingga menjadikan Jhonlin Group perusahaan yang ter-integrasi dan berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat”.

‘Nrimo Ing Pandum’ itu lebih kepada hubungan kita ke Tuhan, wujud terima kasih kita kepada yang maha kuasa, membuat kita lebih realistis dan mampu melihat peluang. Dan kita harus tetap berkreasi, membangun diri, jangan ada kata putus asa, kembangkan kemampuan diri. Inovasi itu mutlak.

“Begitu halnya dengan improvement, pengembangan yang dimaksudkan disini adalah, bagaimana perusahaan bisa berkembang dari sebelumnya, baik secara profit dan benefit. Dan, tujuan perusahaan kita juga bukan hanya sampai pada bagaimana agar bisa mendapatkan keuntungan, namun bagaimana keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan juga bisa dinikmati oleh karyawan dan masyarakat pada umumnya, sehingga tercipta sinergi, azas manfaat yang positif antara perusahaan karyawan dan masyarakat. Begitu pula dengan improvement SDM (Sumber Daya Manusia), perusahaan juga harus bisa meningkatkan kemampuan individu dari karyawan, contohnya melalui pelatihan-pelatihan, pengembangan wawasan bagi karyawan dan melalui efisiensi budaya kerja, contohnya penerapan prosedur kerja yang professional dan ter-sertifikasi”.

Ketika ditanya tentang pelajaran apa yang hingga saat ini masih beliau ingat dari apa yang diajarkan oleh orang tuanya, Beliau berkisah tentang bagaimana orang tuanya mengajarkan untuk selalu berpikir baik, “kalau bahasa sekarangnya yaah..kita harus bisa Positif Thingking-lah” ujar beliau sambil tertawa. “satu lagi, filosofi Jawa yang ditanamkan orang tua saya ‘nrimo ing pandum’ artinya terima apa adanya. Namun kadang orang salah kaprah mengartikan filosofi itu, terima apa adanya disini dimaksudkan bukan menyerah atau pasrah, kalau itu namanya nggak ada kemajuan, atau pemalas (tertawa)..’ujar beliau berpendapat.

‘Nrimo Ing Pandum’ itu lebih kepada hubungan kita ke Tuhan, wujud terima kasih kita kepada yang maha kuasa, membuat kita lebih realistis dan mampu melihat peluang. Dan kita harus tetap berkreasi, membangun diri, jangan ada kata putus asa, kembangkan kemampuan diri. Inovasi itu mutlak.