KERATOSIS SEBOROIK

Tak banyak yang mengetahui penyakit tumor jinak kulit yang 20% dari populasi muncul pada orang yang telah lanjut usia ini. Penyebabnya beragam namun dapat disembuhkan dengan beberapa terapi. Berikut JhonlinMagz mengulasnya untuk Anda!
Jhonlin group

Oleh:dr.Anwarusysyamsi A.F Group Healt S.H.E Jhonlin Group

Keratosis seboroik ialah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol di atas permukaan kulit dan biasanya asimtomatik (tidak merasakan gejala apapun). Keratosis seboroik memiliki banyak manifestasi klinik (suatu gejala klinis tentang suatu penyakit yang di derita oleh pasien) yang bisa dilihat, dan keratosis seboroik ini terbentuk dari proliferasi sel-sel epidermis kulit. Keratosis seboroik dapat muncul dalam berbagai bentuk lesi, bisa satu lesi ataupun tipe lesi yang banyak atau multiple.

Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting, hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus menurun melalui autosomal dominan (gangguan yang diturunkan melalui keluarga). Sebagian mengatakan bahwa penyebab penyakit ini karena terpapar sinar matahari secara kronis, sementara yang lainnya menduga disebabkan infeksi virus berdasarkan gambaran klinis kutilnya.Walaupun tidak ada faktor etiologi (penyebab) khusus yang dapat diketahui, Keratosis Seboroik lebih sering muncul pada daerah yang terpapar sinar matahari, terutama pada daerah
leher dan wajah, juga daerah ekstremitas (lengan dan tungkai).
Secara global atau internasional, keratosis seboroik merupakan tumor jinak pada kulit yang paling banyak diantara populasi di Amerika Serikat. Angka frekuensi untuk munculnya keratosis seboroik terlihat meningkat seiring dengan peningkatan usia seseorang.

Gejala yang ditimbulkan sebagai berikut:
– Biasanya asimptomatik, pasien hanya mengeluh terdapat benjolan hitam terasa tidak nyaman.
– Lesi kadang dapat terasa gatal, ingin digaruk atau di jepit.
– Pasien kadang terasa benjolan semakin membesar secara lambat.
– Lesi tidak dapat sembuh sendiri secara tiba-tiba.
– Sebagian kasus terdapat riwayat keluarga yang diturunkan.
– Lesi dapat timbul di seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki serta membran mukosa

Keratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang agak menonjol, namun dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit. Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun terkadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam kebiruan, bentuk bulat sampai oval, ukuran dari miliar hingga entikular bahkan yang mencapai 35x15cm pada lesi multiple distribusi seiring dengan lipatan kulit. Permukaan lesi biasanya berbenjol-benjol.Pada lesi yang memiliki permukaan halus terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum yang terasa lunak dan berminyak pada perabaan.

Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus bertambah seiring usia. Pada beberapa individu lesi dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang lepas dengan sendirinya.Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan bagian puncak lesi lepas, namun akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Tidak ada tendensi untuk berubah ke arah keganasan.
Meskipun merupakan tumor jinak dan tidak menjadi ancaman bagi kesehatan individu, lesi keratosis seboroik umumya tidak mengecil namun akan bertambah besar dan tebal seiring dengan waktu, dan tidak berubah menjadi ganas.Keratosis seboroik dapat disembuhkan dengan 2 macam terapi yakni:
1. Menggunakan obat salep yang mengandung keratolitik agent seperti TCA dan tazarotene krim
2. Menggunakan terapi pembedahan
a. Krioterapi
b. Bedah listrik
c. Laser
d. Bedah minor scalpel

FOR YOUR INFORMATION
Bronchopneumonia :
Radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercakbercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus,jamur dan benda asing
Cardiomegali :
pembesaran jantung
Cor Analisa :
pemeriksaan radiografi untuk kelainan jantung
Corpus Alinum :
benda asing yang masuk ke dalam tubuh
CT Scan :
Computed Tomography Scan
Informed Consent :
surat persetujuan pelaksanaan tindakan medis yang diisi pasien setiap akan mendapatkan tindakan medis
Pencitraan diagnostik :
suatu cara untuk menghasilkan citra atau gambaran organ bagian dalam tubuh manusia dengan menggunakan suatu peralatan untuk kepentingan diagnose penyakit.
Anosmia :
Tidak adanya sensasi penciuman.
Apatis :
Keadaan menjadi lambat dalam menjawab rangsangan.
Aphasia :
Tidak dapat keluar suara.
Gastritis :
peradangan pada dinding lambung
Gastroenteritis :
radang pada saluran pencernaan akibat infeksi atau keracunan
ART (Antiretroviral Therapy) :
Terapi anti-HIV yang sangat aktif dengan kombinasi obat. Biasa. ART dianggap termasuk paling sedikit Tiga Macam Obat. Dahulu Dikenal Sebagai Haart.
Bilirubin:
Bahan dalam empedu berwarna oranye-kuning, hasil penguraian hemoglobin dalam sel darah merah.
Ensefalopati (Encephalopathy) :
Luka di dalam otak, kemerosotan fungsi otak secara umum.
HCC (Hepatocelllular Carcinoma) :
Sejenis kanker hati primer yang terlihat pada beberapa orang dengan kerusakan berat dan jangka panjang pada hati, akibat penyakit virushepatitis Batau C kronis.
Lesi (Lesion) :
Kerusakan, kehilangan jaringan tubuh karena cedera,infeksi atau akibat lain.
Leukopenia :
Kekurangan leukosit dalam darah.
Malaise:
Keadaan lesu dan kurang sehat, seperti gejala flu.