Kolektor Batu Permata
Dunia batu asyik, menarik, menantang dan hobi yang satu ini patut dipilih, apalagi dapat berburu batu permata diberbagai negara asal batu permata.
Batu permata merupakan bagian dari asesories tubuh yang digunakan agar dapat tampil lebih berkesan. Permasalahan yang paling mendasar bagi pecinta batu permata adalah apakah batu yang digunakan merupakan batu natural atau sintetik. “Bagi yang sudah paham ini bukan menjadi masalah, tetapi bagi pecinta batu pemula tetapi belum paham tentang masalah batu, ini sudah menjadi momok yang menakutkan. Namun momok bagi pemula, bisa juga jadi pelajaran untuk lebih mengenal batu” ungkap ayah Marchello Ananda Alfath yang juga merupakan karyawan PT. Borneo Trans Pacific.
Selain bekerja sebagai karyawan di PT. BTP, ternyata pria kelahiran Sidoarjo 7 Oktober 1981 memilki satu hobi yang unik sejak dulu ditekuninya yakni koleksi batu permata. Saat ditemui ruang kerjanya ia menceritakan awal kecintaannya terhadap batu permata, “Permata itu memiliki estetika sendiri. Awalnya saya diberikan oleh teman, lambat laun saya semakin penasaran dengan beragam jenis serta asal batu maupun proses pembentukannya. Sejak 3 tahun yang lalu saya menekuni hobi ini, sebenarnya saya sangat senang karena beragam warna dan jenis batu dari berbagai Negara memiliki estetika yang berbeda. Intinya, saya sangat mengagumi ciptaan Allah SWT yang begitu indah dan beragam”. Ungkap Dhanny Alfath seraya menatap batu yang ada dijemarinya.
Saat melihat koleksinya ternyata tidak hanya batu yang sudah diolah, yang masih berbentuk bongkahan batu pun dikumpulkannya dari berbagai negara. Menurutnya, “Keinginan tahu saya terhadap batu kadang membuat saya berburu bongkahan batu yang belum diolah di daerah luar. Saya penasaran akan warna, kelas dan ragam jenis batu yang tersebar diseluruh dunia. Selain barter dengan teman, hampir semua koleksi permata ini berasal dari luar negeri seperti Thailand, India, Inggris, Singapura, Hongkong, China, Amerika Serikat dan lain-lainnya” tutur pria kelahiran Sidoarjo ini.
Disela-sela obrolan, ayah satu anak ini juga membagikan tips bagaimana melihat batu yang bagus. “Tinggi-rendahnya harga batu mulia ditentukan kualitas kristalnya, warna yang dipancarkan (muda atau tua), cacat atau tidak, clarity atau kejernihan kilau, serta keistimewaannya atau ditentukan oleh origin batu atau daerah asal batu di tambang yang merupakan ciri khas dari tampilan batu. Misalnya, Batu Safir atau Mirah, harus dilihat permukaannya ada bintangnya atau tidak dengan menggunakan lup atau uji laboratorium.
Pada Batu Mata Kucing, ada garis (inden) yang terlihat bila kena cahaya, dan garis inilah yang membuat harganya lebih mahal. Sebenarnya untuk mengetahuinya semuanya dari pengalaman, karena semakin sering kita melihat apalagi mempelajari jenis batu maka akan ketahuan,” ditambahkannya “Kadang orang-orang yang mau menggunakan batu permata menyesuaikan dengan bulan kelahirannya”.