Djoko Mulyadi, Tantangan Itu Menyenangkan
Pawang Buaya LK Jhonlin Lestari
Suami dari Neneng Trisni Yuniar kelahiran Banten, 12 Oktober 1972 ini sangat senang dengan Buaya. Hal itu bermula ketika ia bertemu dengan salah seorang ahli Buaya Dr. Johan, pada tahun 1997. Ayah dari Damar ini terinspirasi dari pengalaman Dr. Johan selama berinteraksi dengan buaya. “Saat bertemu atau berada disekeliling Buaya, cobalah untuk bersikap tenang” tutur Joko, mengenang ucapan dari Dr. Johan.
“Setelah belajar banyak dari Dr. Johan saya mendapat kepercayaan dari Dinas Kehutanan untuk mengevakuasi Buaya diberbagai daerah sejak tahun 2000 sampai 2011 sebelum akhirnya bergabung di Lembaga Konservasi Jhonlin Lestari”. Melihat keuletan serta keseriusan Joko menangani Buaya, Dinas kehutanan menyekolahkan Joko di Darwin, Australia selama 6 bulan untuk mengetahui bagaimana penanganan Buaya lebih detail lagi bersama Rod Riguel ahli Buaya dari Darwin.
Usai melaksanakan sekolah di Darwin, Joko bergabung di CSG (Specialist Group Crocodile), dari sana pengalamannya semakin banyak tentang Buaya, ditambah pengalamannya saat mengevakuasi Buaya dibeberapa tempat di Indonesia seperti di Jambi dan Banjar Baru, Kalimantan Selatan.
Dukungan keluarga terhadap pekerjaannya begitu besar meskipun terkadang sang istri takut saat melihatnya menangkap Buaya. Joko pernah aktif mengisi program acara di Televisi Jejak Petualang. “Semakin lama saya semakin senang dan menyukai Buaya, saya selalu berpikir kalau tantangan itu menyenangkan dan bisa menjadi inspirasi buat orang lain, apalagi saat kita berhasil melakukannya” tutur pria 40 tahun ini.