Lebih Baik Naik Vespa
Kendaraan merk Itali ini telah mendarah daging dalam dirinya,semua kenangan terngiang dalam tiap deru mesin tua yang telah menemaninya selama beberapa tahun silam.
Vespa merupakan kendaraan unik, sebuah kendaraan yang tetap eksis, tak terlindas zaman. Karena bentuknya yang lucu, Imut, suara ikonik dari klaksonnya itu “tet-tet”. Bagi penggemarnya banyak kisah yang tak terlupakan dan mengesankan. Bukan hanya sekedar perjalanan di jalan raya beriring-iringan mengukur jalan lalu-lalang sebagai satu keluarga besar, tapi pengalaman yang memorable dari kendaraan ini seperti bagaimana serunya ketika mogok, ban belakang bocor tapi juga menciptakan rasa peduli dan kerjasama sesama pengendara Vespa. Berikut cerita seputar hobi Vespa ayah dari Vesperani Rahayu Natalie Setia Budi Lestari.
Ditemui di angkringan dekat Pasar Kembang, Pria kelahiran Yogyakar ta, 15 November 1971 ini menceritakan pengalamannya saat mengenal Vespa. “Tahun 2001 saya mendapat Vespa dari kakek yang jenisnya Douglas tahun 1955. Semakin lama saya semakin senang dan berusaha untukmengumpulkan jenis yang lain dengan kondisi barang yang orisinil dari berbagai generasi. Saat ini saya memiliki sekitar 7 Vespa yakni Douglas 125 cc tahun 1955, Vespa PTS 100 cc tahun 1980, Bajaj Chetak 1978, Vespa Bajaj Sprint 150 cc tahun 1978, Vespa Super tahun 1966, Bajaj Deluxe Ring 10 1978, Vespa modifikasi (body small frame + mesin Spartan 200 cc + stang bagol) dan lain-lainnya.
Kecintaannya pada Vespa bukan hanya ia tunjukkan dengan melaju cepat atau sekedar berkumpul dengan komunitasnyaMataram Scooter Club, melainkan mengoleksi vespa yang saat ini terbilang langka. Salah satunya Douglas tahun 1955 yang menjadi incaran para kolektor bahkan pernah ditawar 150 juta. Tidak sampai disitu saja, puluhan penghargaan berhasil diperoleh oleh Puguh Setiawan dari berbagai event pada ulang tahun club motor. Salah satu celetukan yang dilontarkannya “Tetap gagah meski naik Vespa bro”. Menurutnya, Vespa itu keren dan bisa jadi media komunikasi di jalan.
Bagi suami Budwi Lestari, banyak hal mengesankan selama mengendarai Vespa. Seperti yang dibeberkannya di angkringanStasiun Tugu “Dulu saat bulan madu saya menggunakan vespa berangkat dari Yogyakarta ke Bali. Bahkan kami berkelekar, saat memiliki anak nanti kami akan beri nama dengan Vesperanie Rahayu Natalie. Jadi, dapat menjadi hal yang tak terlupakan dalam perjalanan hidup kami”. Usai bercerita seputar pengalamannya, ia membeberkan cara perawatan vespanya. Menurutnya, Vespa itu sangat baik, unik dan barang tua yang memerlukan perawatan yang baik. Apapun itu baik Vespa maupun kendaraan lainnya harus melakukan perawatan rutin, karena barang bagus bukan karena lama atau unik tapi seberapa besar upaya untuk merawat, memanfaatkannya dan menjadikannya yang terbaik. Kalau dalam bahasa Jawa, Nguri-uri Peninggalan”.