Mengenal Bahaya Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Unsur kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Dilengkapi dengan peralatan alat pelindung diri dan alat pendukung yang lainnya sangat dianjurkan untuk menghindari kecelakan atau penyakit akibat kerja. Berikut ulasan tentang penyakit akibat kerja.
PAK atau yang sering disebut sebagai Penyakit Akibat Kerja adalah suatu penyakit yang di timbulkan akibat aktivitas suatu pekerjaan atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa contoh penyakit akibat kerja antara lain: silicosis (karena paparan debu silica), black lung (akibat paparan debu batubara), asbestosis (akibat paparan debu asbes), low back pain (akibat tidak ergonomi kerja), carpal tunnel syndrom (akibat memakai mouse komputer tidak ergo) dan lain lain.
Data Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang menyebutkan ada 1,1 juta orang di Asia yang meninggal karena penyakit akibat kerja. Dimana 300.000 kematian adalah akibat 250 juta kecelakaan yang terjadi dan 160 juta penyakit akibat hubungan kerja/tahun.
Faktor penyebab PAK
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan Fisik
Suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan Kimiawi
Bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalamlingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan Biologis
Bakteri, virus atau jamur
4. Golongan Fisiologis/Ergonomis/Biomekanis
Biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja, posisi kerja dan cara kerja
5. Golongan Psikososial
Lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.
Bagaimana cara menentukan suatu Penyakit disebut PAK ?
Untuk menentukan suatu penyakit adalah PAK yaitu dengan menentukan diagnose klinisnya terlebih dahulu, kemudian dari diagnose klinis tersebut di analisa kembali apakah penyakit tersebut akibat hubungan kerja atau tidak. Maka disinilah pentingnya dokter perusahaan, karena selain mendiagnosa karyawan sakit, dokter juga bisa memastikan apakah sakitnya tersebut akibat pajanan suatu hal akibat pekerjaan atau tidak.
Pada dasarnya penyakit akibat kerja tertuang dalam KEPRES RI NO.22 tahun 1993 dan perusahaan ini sudah menerapkannya dengan baik. tinggal bagaimana karyawan menyikapinya dan meningkatkan keselamatan diri guna melindungi dari PAK ini sesuai dengan Tema Nasional Hari K3 2014 ini yaitu : Wujudkan Budaya K3 untuk menjamin Stabilitas Usaha dalam mendukung Pertumbuhan ekonomi nasional.
Lalu apa saja jenis-jenis PAK?
Pneumokoniosis Pekerja batubara
Paru-paru hitam adalah sebuah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh karena menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini juga disebut pneumoconiosis pekerja batubara, dan dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu bentuk simplek dan komplikata.
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Seseorang berisiko menderita Paru-paru hitam tergantung pada:
1. Durasi pajanan pasien terhadap debu batu bara (biasanya selama 15 tahun atau lebih),
2. Intensitas pajanan (banyaknya debu, ukuran partikel),
3. Kedekatannya pada tempat penambangan,
4. Konten silika batu bara, dan
5. Kerentanan pekerja.
Bagaimana cara mendiagnosisnya ?
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru serta riwayat kesehatan kerja pasien.
Adakah pengobatan khusus untuk penyakit ini ?
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Pencegahan
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.