Tari Bendrong Lesung Banten
Tradisi masyarakat turun temurun yang menjadi salah satu kesenian saat menyambut panen raya maupun pelaksanaan upacara peresmian.
Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun di masyarakat hingga saat ini. Dalam perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya ditampilkan pada penyambutan panen raya, tetapi ditampilkan juga pada acara-acara pesta pernikahan atau upacara peresmian. Bendrong Lesung memadukan musik lesung (tempat menumbuk padi) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang. Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat dalam menyambut panen raya. Tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang telah membuahkan hasil.
Tarian ini tumbuh bekembang dari satu generasi ke generasi berikutnya secara estafet. Pelestarian tradisi seni tari ini dilakukan karena bukan saja sebuah kesenian yang patut untuk diselamatkan namun karena perannya yang penting dalam kehidupan masyarakat Banten. Lesung dan alu merupakan alat tradisional yang digunakan untuk menumbuk padi menjadi beras. Alat ini tidak hanya ada di Banten saja namun di berbagai tempat di Indonesia yang mengenal sistem bercocok tanam padi. Oleh karena itu, lesung dan alu merupakan alat utama yang digunakan dalam tarian ini. Suaranya yang khas merupakan simbol rasa syukur petani atas hasil panen yang melimpah dan ekspresi kebahagian atas kerja keras mengolah lahan pertanian mereka.
Dengan mengenakan pakaian seperti seorang petani, sekelompok penari pria maupun wanita akan berdiri mengelilingi lesung dan setiap penari memegang alu dengan riang menghantam alu ke dalam Lesung. Kolaborasi yang unik dengan gerak lincah dan semangat penarinya membuat kesenian ini menjadi tontonan yang menarik. Setiap gerakan penari tidak hanya unik tetapi juga memiliki arti kuat ketika memainkan tarian Bendrong Lesung yang menjadi salah satu seni tari tradisional masyarakat Cilegon, Banten.
Awalnya penari hanya menari kecil sembari memukul lesung secara bergantian. Ketika alu dan lesung mulai beradu dengan cepat maka penari pun mulai menari dengan cepat. Selain suara dari alu dan lesung yang beradu, biasanya dalam beberapa pertunjukan seni tari ini juga diiringi lagu-lagu khas Banten misalnya lagu Mamangguan dan Bajing Loncat. Tidak hanya itu saja, terdapat juga penambahan alat musik lainnya sebagai pengiring, seperti bedung dan gendang, ada juga tampah dan bakul. Penambahan lagu dan alat musik ini hanya sebagai variasi agar pertunjukan tari lebih meriah. Kini pementasan kesenian ini sudah jarang dimainkan hanya dibeberapa tempat saja dan bahkan hampir punah.