Sinoman Hadrah Banjar

PESTA ADAT BUMI BANUA BANJAR

Peradaban Bugis Pagatan telah mewarnai ragam budaya di Bumi Banjar, bahkan telah menjadi khasanah budaya di Kalimantan Selatan serta wisata andalan khususnya di Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu Pesta Adat Mappanretasi. Pesta adat ini berlangsung setiap tahunnya di bulan April selama 3 minggu. Kota Pagatan, tempat diadakannya pesta ini terlihat ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar Kalimantan Selatan dari sore hingga malam hari.
Jhonlin group
Gerakan atraktif kelompok penari sambil memutar-mutar payung diiringi pukulan terbang melantunkan syair-syair dengan gembira seputar Bumi Bersujud.Tidak hanya menyajikan acara ritual syukuran, beragam kesenian dipertunjukan melalui parade seni budaya yang merupakan salah satu rangkaian acara pesta adat mappanretasi. Selama 3 minggu beragam kesenian yang ada di Tanah Bumbu
ditampilkan baik dari suku bugis, jawa, sunda, banjar dan lainlainnya.Salah satunya kesenian Sinoman Hadrah yang dimainkan oleh anak-anak Madrasah Sanawiyah Darul Azhar disekitar tugu lapangan 7 Februari Pagatan menyambut kedatangan Bupati Tanah Bumbu dan tamu undangan lainnya.

Seni Sinoman Hadrah merupakan kesenian tradisional religius khas Banjar yang banyak mengandung filosofis dan nilai-nilai budaya khas banua. Budaya dan tradisi orang Banjar yang merupakan hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia seperti kesenian Sinoman Hadrah yang memadukan seni suara (qasidah) dan seni tari yang berasal dari Parsi yang dibawa oleh pedagang-pedagang Arab yang selanjutnya berbaur dengan budaya setempat.

Sebagai salah satu kesenian Islam, kesenian hadrah masih sering ditampilkan di acara-acara penyambutan tamu,peringatan hari-hari besar islam / hari nasional dan upacara perkawinan dan kegiatan keagamaan. Inti dari kesenian ini yaitu syair-syair yang dianyanyikan berisi puji-pujian dan sanjungan kepada Rasulullah yang berisikan nasehat – nasehat dan petuah, dimana pesan pesan tersebut dilantunkan dengan penuh kegembiraan.

Gerakan kelompok penari memegang dan memutar-mutar payung yang melambangkan keagungan ditambah alunan musik rebana, babun, ketipung, gerincing membuat kesenian ini menjadi tontonan yang seru. Seiring dengan perkembangan zaman, perlahan-lahan kesenian ini beralih fungsi menjadi hiburan rakyat di waktu-waktu tertentu misalkan acara adat atau kegiatan memeriahkan hari besar
lainnya. Seni ini merupakan bentuk pemeliharan nilai moral,membangkitkan cagar budaya serta sejarah dan wahana mempererat silahturahim antar sesama masyarakat dari berbagai suku yang ada di Tanah Bumbu. Madrasah Sanawiyah Darul Azhar salah satu group sinoman hadrah yang menumbuh kembangkan kesenian ini di Bumi Bersujud.