Sejenak Menikmati Wisata Alam Dan Budaya di Kota Priangan
Bandung terkenal dengan kreatifitas Senimannya, selain dari wisata kuliner dan wisata alamnya. Pesona wisata budaya yang masih bertahan di tengah modernisasi yang memiliki banyak cerita menarik yang berhasil kami rekam. Saung Angklung Udjo, cara kreatif dalam melestarikan kesenian daerah.
Sudah bukan rahasia lagi bila Bandung termasuk kota wisata paling populer di Indonesia. Tak hanya wisata alam, wisata belanja, atau wisata kuliner, wisata-wisata dengan konsep yang unik pun bisa kita temukan di sini. Namun perjalanan kali ini, JhonlinMagz mengunjungi wisata budaya yang terletak di Jalan Padasuka 118, Bandung Timur sekitar 500 meter dari perempatan jalan Padusaka. Dari sinilah perjalanan menikmati kota yang akrab disapa dengan Kota Kembang dimulai. Dari depan halaman Saung Angklung Udjo, alunan harmoni Angklung menjadi khasah bagi para wisatawan sebelum memasuki tempat ini. Untuk dapat menyaksikan pertunjukan Wayang Golek, Tari Topeng, Angklung Orkestra, Bermain Angklung bersama maupun Menari bersama para wisatawan harus merogoh kocek sebesar Rp 60.000,00 (turis domestik) dan Rp100.000,00 (turis mancanegara). Harga itu sudah termasuk souvenir berupa kalung berbandul Angklung, brosur dan minuman gratis. Yang menarik dari tempat ini, hampir seluruh bangunan menggunakan bambu. Bahkan kita dapat melihat langsung pembuatan alat musik Angklung. Saung Angklung Udjo menjadi sebuah tempat dimana kebudayaan lokal yang masih bertahan di tengah modernisasi dan yang paling menarik yakni anak-anak disekitar sinilah yang mempertahankannya, melalui permainan musik Angklung dengan Tarian tradisional membaur dalam suasana riang gembira dimainkannya.
Sejenak kami berkelekar, dari tempat inilah kita akan merasakan kalau Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat besar. Hal ini terlihat dari hampir 90% pengunjung wisatawan saat itu merupakan wisatawan mancanegara dari berbagai Negara di belahan dunia. Tidak hanya itu saja, para wisatawan harus merasakan suara Angklung dimainkan dengan tangan sendiri karena alat musik ini khas dan menyimpan pesona kemolekan bentuknya dan irama. Saat digerakan maka Angklung menebar berjuta harmoni yang menyatu dalam suasana riang. Alunan rumpun bambu Saung Angklung Udjo merupakan sketsa keindahan tempat ini dan beruntung kami dapat memainkannya bersama wisatawan mancanegara lainnya. Jadi selain mencoba alat musik, wisatawan juga diperkenalkan apa itu Angklung dan bagaimana perkembangannya sampai hari ini. Menurut pembawa acara hari itu, “Udjo Ngalagena sangat terinspirasi oleh filosofi gurunya Daeng Soetigna yang disingkat dengan 5M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Masal. Kemudian, Udjo menyempurnakan filosofi ini dengan menambahkan satu nilai, yaitu Meriah”. Prinsip-prisip ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah konsep pertunjukan yang ideal dan dikenal dengan nama Kaulinan Urang Lembur. Sebuah pertunjukan yang memadukan unsur kesenian Sunda yang atraktif dan pendidikan.
Selain itu juga, Angklung saat ini sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Non bendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010. Hal inilah yang menjadi daya tarik dan alasan utama wisatawan mancanegara berkunjung ke Saung Angklung Udjo”. Saung Angklung Udjo merupakan sepenggal kisah bagaimana kekayaan budaya lokal masih dapat bertahan dan berakulturasi dengan desakan arus globalisasi. Ini merupakan tempat sempurna untuk menikmati kesegaran udara Bandung dan keindahan alunan nada-nada yang dihasilkan dari tumbukan bambu-bambu.
Usai menikmati keindahan alunan nada tumpukan bambu saatnya menikmati pesona wisata alam Kawah Putih yang terletak di Gunung Patuha, sebuah gunung yang terdapat di Jawa Barat sekitar 2.386 meter. Kawah dari Gunung Patuha inilah yang dijadikan obyek wisata yang menarik dengan nama Kawah Putih. Sebelum sampai ke tempat wisata Kawah Putih, kita akan disuguhkan pemandangan menarik yakni kebun buah Strawberry yang terdapat di halaman rumah warga disepanjang jalan Ciwidey. Jalan mendaki serta berkelok terasa sangat melelahkan. Namun semua itu terbayar saat kita disuguhkan pemandangan indah dan sejuk serta pepohonan kayu putih yang menjulang tinggi dan rimbun.
Meskipun di kawasan ini terlihat tandus, suhu disini cukup dingin sekitar 15-22 derajat celcius. Berjalan-jalan disekitar Kawah Putih, akan terasa seperti di dunia lain. Bagaimana tidak, kita disuguhi pemandangan yang terkesan mistis. Air yang putih, Bebatuan putih, serta Pohon-pohon yang tanpa daun. Jika kabut sedang turun, lengkaplah kita akan terbawa ke dunia lain. Yang menarik dari Kawah Putih adalah warna airnya yang berubah-ubah. Terkadang berwarna putih seperti susu, terkadang hijau pucat seperti telur asin, bahkan terkadang kebiruan seperti Danau Kelimutu yang terdapat di Nusa Tenggara Timur. Lengkap sudah rasanya, menikmati keindahan alam yang sangat eksotis ini, disamping biayanya yang murah, tempat wisata alam Kawah Putih ini juga dapat menyadarkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap asri di tengah fenomena pemanasan global yang membuat alam ini rusak.
Usai berkeliling di wisata alam Kawah Putih saatnya beristirahat dan menikmati kuliner yang terdapat di depan Gedung Sate yang memiliki ornament mirip tusuk sate di menara sentralnya yang sampat saat ini menjadi markah Kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa Barat, namun juga seluruh Indonesia yang sampai saat ini digunakan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga :
Perjalanan Menembus Waktu, Menyinggahi Stutgart Dan Paris
Menaklukkan Negera Gajah Putih
Yogyakarta Berhati Nyaman
Wisata Budaya Di Pulau Seribu Pura
Pagatan ; The Hidden Beauty Of Borneo
Banjarmasin Bagaikan Venesia Di Timur Dunia
Ada Nadi Yang Berdetak Saat Tiba Di Kota Anging Mamiri
Bromo Berhati Legowo
Pura Laskar Pelangi