Banjarmasin Bagaikan Venesia di Timur Dunia
Setelah menelusuri Kota Anging Mammiri dengan beragam obyek wisata sejarah dan alamnya. Kini giliran Kepulauan Riau menjadi target jalan-jalan bro untuk edisi ini. Namun saat berada di Bumi Pangeran Antasari sebelum menuju Kepulauan Riau, perjalanan kami terhenti dan akhirnya team JhonlinMagz memutuskan untuk menjelajahi Banjarmasin bagaikan Venesia Di Timur Dunia dan merekam budaya masyarakat yang sampai hari ini masih dipertahankan. Saatnya Jalan-jalan Bro!!!
Pasar Terapung
Satu hal yang terlintas dalam pikiran kami yakni pesona Pasar Terapung yang sangat melekat dengan identitas daerah yang biasa disebut dengan Kota Seribu Sungai. Obyek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan Venesia Di Timur Dunia karena keduanya memiliki potensi wisata sungai yang sangat menarik yang menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Inilah salah satu tujuan jalan-jalan bro yang berhasil diabadikan.
Puluhan pedagang yang didominasi kaum perempuan memadati kawasan Lokbaintan di Martapura. Suasana pasar terapung yang unik dan khas dimana antara perahu besar dan kecil yang selalu berseliweran kian kemari menyajikan aneka barang, seperti buah-buahan, sayuran, dan aneka makanan. Pasar terapung ini unik, proses jual beli hanya dilakukan saat subuh sampai pagi dengan menggunakan Jukung. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, pedagang mulai beranjak meninggalkan pasar terapung membawa dagangannya. Kesempatan yang sangat baik dapat menjadi saksi bisu budaya masyarakat yang turun menurun dijalankan sampai zaman modern sekarang ini.
Penambangan Intan
Setelah menikmati pesona wisata Pasar terapung. Kami menuju ke lokasi penambangan Intan yang terletak di daerah Cempaka, kurang lebih sekitar 30 menit dari pusat kota. Bumi Pangeran Antasari terkenal dengan 5 daerah penghasil intan terbaik di dunia saat masa pemerintahan Ir. Soekarno. Jalan berbatu dan berlubang mengantar-kan kami sampai ke lokasi penambangan, ternyata prosess penambangan dilakukan dengan cara tradisional, peralatan serta cara penambangan masih manual dan dilakukan secara berkelompok. Menurut cerita dari salah satu tukang ojek tumpangan kami, “Inilah cara mereka menambang sejak dulu sampai sekarang, tidak ada yang berubah peralatan yang digunakan masih sederhana dan memanfaatkan bahan-bahan disekitar-nya”.
Menurut salah satu penambang “Adanya pengaruh budaya baru sangatlah menarik dan menguntungkan. Namun, mempertahankan budaya lama dan tetap menjalankannya merupakan hal yang paling sulit, namun kami bangga dengan apa yang kami lakukan”. Saat berada disana ternyata tidak hanya penambangan Intan saja, melainkan Emas serta batu-batu permata. Sesaat kami berkelekar ternyata Kalimantan khususnya Bumi Pangeran Antasari sangat kaya baik budaya maupun alam yang begitu banyak kandungannya, ini sangat menarik dan beruntung kami dapat menyaksikan langsung prosesnya.
Tari Mandau
Seharian mengelilingi lokasi penambang-an di Cempaka, malam harinya kami me-nyaksikan pertunjukan Tari Mandau dari sanggar Ije Jela Marabahan diseberang kantor Gubernur Banjarmasin. Menurut cerita, tari ini merupakan simbol dari semangat juang masyarakat suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya untuk menghadapi segala macam tantangan dalam aspek kehidupan. Selain itu juga Tari Mandau merupakan satu dari sekian banyak jenis tari yang lahir dari kultur budaya masyarakat Suku Dayak Di Kalimantam Tengah. Penari dilengkapi dengan Mandau di tangan kanan, dan tameng di tangan kiri ditambah iramanya penuh semangat, seolah mengajak mereka yang menyaksikan layaknya pejuang Suku Dayak yang siap terjun ke medan perang.
Kue Apam Khas Kalimantan
Sebagai penutup perjalanan di Banjarmasin, saatnya mencicipi kue khas Kalimantan Selatan, yakni Apam Barabai. Apam Barabai mungkin tidak terdengar asing bagi penduduk di daerah Kalimantan Selatan khususnya Barabai. Apam Barabai merupakan kue basah yang dibuat dari tepung beras, santan gula merah dan tape singkong. Makanan ini bentuknya bulat dan tipis berwarna merah kecoklatan. Teksturnya sangat lembut sehingga rasanya sangat khas, gurih dan manis serta memiliki aroma yang kuat dari gula aren. Masih banyak lagi tempat-tempt menarik yang tersebar di Kalimantan Selatan yang tentunya menjadi target para traveller, semoga kami dapat merekam semuanya. Lihatlah, Jalan-jalan bro!!!.