Geliat Industri Kecil di Tanah Bumbu

Geliat Industri Kecil di Tanah Bumbu, Batulicin, Amplang,Tenun Banjar

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah ruah dan sudah seharusnya dimanfaatkan.  Usaha – usaha yang dilakukan dibidang industri dan perdagangan semakin hari kian menunjukkan peningkatan, khususnya pada industri kecil dan industri rumah tangga.

Ekspansi Industri Kecil Menengah Di Tanah Bumbu.
Geliat Industri Kecil di Tanah Bumbu, Batulicin, Amplang,Tenun Banjar

Kabupaten Tanah Bumbu dikenal memiliki hasil kekayaan alam beraneka ragam. Salah satunya hasil laut seperti ikan. Masyarakat Tanah Bumbu khususnya para nelayan memanfaatkan hasil laut ini dengan mengembangkan produk yang biasanya dijadikan buah tangan berupa amplang, kerupuk, terasi dan lainnya.
Seperti yang dilakukan Hemi Maharif pemilik usaha pengelolaan ikan tenggiri menjadi amplang produk unggulan Kalimantan Selatan, Semut Bakaraut. Bertempat di jalan poros Batulicin – Banjarmasin samping masjid Darul Mukminin. Usaha ini sudah gelutinya sekitar 12 tahun yang lalu dan kini usaha kecil menengah ini memproduksi sekitar 20% dari permintaan pasarnya sekitar 60 kg perhari dengan tenaga kerja kurang lebih 16 orang warga disekitar area usaha. Ayah 3 anak ini mengatakan, “Senang bisa bergelut di usaha ini dan mempekerjakan sebagian masyarakat disini terlebih lagi usaha ini adalah usaha turun menurun yang digeluti keluarganya sejak dulu”.

Amplang Semut Bakaraut ini terbuat dari ikan tenggiri, tepung tapioca, minyak sawit, bawang putih, telur , gula dan beberapa bahan lainnya. Makanan ini selain dinikmati saat bersantai dapat juga dijadikan lauk saat makan dikarenakan rasa ikan serta bawang putihnya membuat aromanya lebih enak dan lezat.

Industri Kerajinan Rakyat “Tenun Pertiwi” Alat Tenun Bukan Mesin.
Geliat Industri Kecil di Tanah Bumbu, Batulicin, Amplang,Tenun Banjar

Beberapa Kilo meter  sebelum jembatan penghubung Desa Manurunge dengan Desa Mudalang terdapat sebuah koperasi kecil yang menghasilkan beberapa kerajinan kreatif seperti Kain tenun khas Bugis Pagatan dan beberapa jenis kerajinan lainnya.  Usaha ini dilakukan sejak tahun 1974 oleh warga disekitar Desa Manurunge, kini koperasi rakyat ini ini menghasilkan beragam jenis motif tenun yang sering digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya dan khususnya  Tanah Bumbu.

“Beberapa hasil kerajian Tenun Pertiwi ini digunakan dalam peragaan busana, seperti pada parade budaya bahkan salah satu hasil tenun kami disini sempat menjuarai peragaan busana yang dilaksanakan di Singapura”, kata Salmah ketua Koperasi Tenun Pertiwi ini. Ditambahkannya, “Mengurai benang dan membentuk beragam jenis motif sangat sulit tapi semua itu terbayar saat beberapa uraian benang itu kita satukan dan menjadi sebuah potongan kain yang dapat dijadikan sarung ataupun baju”.

Proses pembuatan alat tenun bukan mesin  ini dimulai dari proses pengentangan benang, pembuatan desain atau motif yang akan dibentuk, kemudian proses mengikat benang, setelah itu pewarnaan benang kemudian di tenun.

Kreativitas dan kesabaran merupakan kunci dalam pelaksanaannya, kini koperasi ini dapat mempekerjakan masyarakat, sekitar 50 orang lebih masyarakat yang ikut dalam Koperasi tenun pertiwi ini”. Hal yang sama dikatakan Marina salah satu anggota koperasi dan penenun “Tiap tahunnya beberapa dari kami diikutkan pelatihan tenun diluar provinsi Kalimantan Selatan guna memberikan pengalaman dan ilmu baru yang dapat diimplementasikan dan dibagikan ke teman teman lainnya”.

Industri Rumahan “Pelangi Kue”
Geliat Industri Kecil di Tanah Bumbu, Batulicin, Amplang,Tenun Banjar

Berjalan – jalan berwisata di setiap daerah, apalagi para penikmat jajanan khas trdisonal. Kue yang satu ini bentuknya agak aneh dan pembuatannya sederhana “Kue putih” produksi salah satu Industri perumahan Kabupaten Tanah Bumbu di Pesisir Pantai Pagatan.
Pembuatan kue ini sangat mudah cukup dengan menyiapkan kue ketan, minyak sawit, gula dan soda. Bentuknya pun beragam ada yang menyerupai kacamata ada yang bulat, berbentuk pita dan ada juga yang menyerupai amplang.

Seperti yang dikatakan Khaeruddin, “Usaha ini sudah digeluti sekitar 12 tahun sejak tahun 2000, usaha ini mempekerjakan kurang lebih sekitar 10 orang warga yang putus sekolah dan anak anak nelayan yang berada disekitar pantai Pagatan, ditambahkannya, “Dengan bergelut di bisnis ini kami mencoba membangkitkan kembali produk yang berciri khas suatu daerah yang mana hampir tenggelam seiring perkembangan zaman dan arus globalisasi”, Usaha kecil menengah ini setiap harinya memproduksi sekitar 300 bungkus yang disebar di seluruh wilayah Tanah Bumbu bahkan sampai ke Hulu Sungai dan Kotabaru dan beberapa  pameran diluar provinsi Kal-sel.